MANAJEMEN STRES
ANANDA’S NEO SELF EMPOWERMENT
BERBASIS MEDITASI DAN BERSIFAT SOLUTIF
davidpurba.com – MANAJEMEN STRES Ananda’s Neo Self Empowerment adalah program pemberdayaan diri berbasis meditasi, bersifat solutif, bertujuan untuk mengenali, mengatasi, merobah, dan mendayagunakan stres itu sendiri menjadi semangat dan kekuatan demi hidup yang lebih baik (kesehatan holistik, kesuksesan total dan kebahagiaan). Program Ananda’s Neo Self Empowerment ini dapat memfasilitasi kita untuk menyadari bahwa sejatinya, kita tidak dapat melarikan diri dari stres, bahkan siapa pun dapat mengalaminya, karena tidak semua keinginan dapat terpenuhi, emosi tidak selalu stabil, faktor sosioekonomi yang tidak menunjang, akibat pendidikan yang tidak manusiawi dan lain sebagainya.
Sejak tahun 1991, Yayasan Anand Ashram telah memberikan Program Manajemen Stres: Ananda’s Neo Self Empowerment kepada yang membutuhkannya. Bahkan penggagas Yayasan Anand Ashram, Bapak Anand Krishna yang telah sembuh dari penyakit leukemia, secara khusus menulis buku berjudul: Seni Memberdaya Diri 1, Meditasi untuk Manajemen Stres & Neo Zen Reiki untuk Kesehatan Jasmani dan Rohani, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1998 (dan buku ini masih dicetak ulang hingga kini karena banyaknya permintaan) untuk menjelaskan makna, tujuan dan manfaat program ini secara rinci. Pengalaman membebaskan diri dari stres, dituangkannya dalam buku ini berikut metode penanggulangannya. Lebih dari 2 juta orang telah mempraktekkan dan meraih manfaat dari program manajemen stres ini.
MENGATASI STRES HINGGA KE AKARNYA
Program Manajemen Stres Ananda’s Neo Self Empowerment yang diperkenalkan Yayasan Anand Ashram ini, akan membantu dan memfasilitasi kita untuk menelusuri hingga ke akar masalah yakni: SIFAT Gugusan Pikiran dan Perasaan –Mental-emosional (Mind) itu sendiri. Pikiran dan perasaan itu adalah satu. Pikiran dan perasaan itu rumit mekanisme kerjanya dan seringkali ‘kita’ TERLANJUR mengidentikkan diri dengan pikiran dan perasaan, padahal pikiran dan perasaan (mind) adalah salah satu indera kita. Sejatinya, mind bukan lah kita.
Gugusan pikiran dan perasaan (mental-emosional) – Mind, dibangun dari GUGUSAN KEINGINAN dan PERASAAN (emosi) yang selalu memiliki dua kutub; suka-tidak suka, maju-mundur, atas-bawah, simpan-lepas, terima-tidak terima dan lain sebagainya. Sementara itu, faktanya kehidupan tidak selalu terjadi seperti yang kita inginkan.
Fakta berikutnya, bila fisik/tubuh sudah menderita sakit, itu artinya stres telah lama terjadi, tersimpan dalam diri kita tanpa kita sadari.
Karena itulah, Program Manajemen Stres ini dirancang secara khusus untuk mengenali ‘diri’ sehingga kita dapat mengetahui apa itu stres, di mana ia mulai terjadi, kapan dan kenapa bisa sampai terjadi serta bagaimana cara mengatasi serta mendayagunakannya – inilah poin utamanya. Tanpa memiliki pengertian dan pengetahuan akan diri dan metode mengatasi stres, niscaya kita dapat bersahabat dan mendayagunakannya.
Sudah saatnya masyarakat Indonesia tahu cara mengatasi stres hingga ke akarnya melalui program istimewa berbasis meditasi ini…
APA SESUNGGUHNYA STRES ITU?
STRES ADALAH KETEGANGAN BERLEBIHAN yang terjadi pada Gugusan Pikiran dan Perasaan (Mind) dan kemudian memengaruhi tubuh, sistem tubuh seperti: metabolisme, enzim, hormon, pernapasan, pembuangan, reproduksi, peredaran darah dan lain sebagainya. Dan stres atau ketegangan bila tidak terkelola dengan baik, maka akan menyebabkan depresi (tekanan psikologis), kegelisahan (kekhawatiran) dan berbagai macam gangguan kesehatan lainnya.
Kemudian, di mana stres bermula, lahir? Pertanyaan ini sebenarnya sudah kita jawab di atas, yakni pada lapisan Mind. Akan tetapi kita perlu memahaminya lebih jauh, dan untuk itu ada baiknya kita perlu menggunakan suatu model, maket yang sudah diperkenalkan Yayasan Anand Ashram sejak tahun 1991 di Jakarta.
Model/maket ini menjelaskan bahwa ada 5 Lapisan Kesadaran Manusia yang sudah dimiliki sejak lahir (sadar atau tidak sadar), yakni:
- Lapisan Fisik
- Lapisan Energi
- Lapisan MENTAL-EMOSIONAL/Gugusan Pikiran dan Perasaan – Mind
- Lapisan Intelegensia
- Lapisan Spiritual
Poin ke-3 sengaja kita beri penekanan huruf yang lebih tebal agar kita tahu posisinya. Pengetahuan ini akan sangat membantu kita untuk memahami diri sendiri. Dan perlu kita ketahui bahwa setiap lapisan kesadaran memiliki ciri dan kualitas yang khas untuk setiap orang, dan memengaruhi diri kita secara khas pula. Sayangnya, selama ini kita sudah terbiasa dan terlanjur bertindak sesuai dengan kehendak gugusan pikiran dan perasaan (mental-emosional) atau MIND kita tanpa terkendali oleh kesadaran.
“Ya, sekali lagi, selama ini kita terkendali oleh lapisan kesadaran ketiga!”
Dan sadarkah kita, bahwa cara berpikir, karakter, orientasi hidup (mind) kita sesungguhnya adalah bentukan keluarga, lingkungan dan lembaga pendidikan? Jadi, sesungguhnya Mind itu bukan lah sepenuhnya ‘buatan’ atau ‘kreasi’ kita sendiri. Karena itu lah kita mesti memahami seluk beluknya, bentuknya, cara kerjanya, sifatnya lewat pengenalan dan pengetahuan akan mind itu sendiri, sebelum kita mengatasi stres.
Mind dibangun dari banyaknya keinginan (hasrat, obsesi, imajinasi) kita. Kecenderungan keinginan dan hasrat ini lah yang menentukan kualitas Mind kita. Ada yang terobsesi ingin menjadi sesuatu, memiliki sesuatu. Ada yang berkecenderungan akan rasa tertentu terkait soal makanan dan citarasa. Ada yang sensitif terhadap sindiran, pencemburu, pemarah, mudah kesal, dan malas. Ada yang berkecenderungan minat akan sesuatu dibanding yang lainnya, dan lain sebagainya. Setiap orang unik, maka penyebab stresnya juga pasti khas – hal ini mesti kita pahami dan sadari sejak awal.
SESUNGGUHNYA APA PENYEBAB STRES?
Berikut penyebab stres secara mendasar/umum:
- ~KEINGINAN (obsesi, harapan, imajinasi, kehendak) yang tidak tercapai, terwujud – inilah faktor internal dan yang UTAMA,
- ~Tekanan ekonomi (keluarga),
- ~Keadaan keluarga secara psikologis,
- ~Pengaruh Lingkungan,
- ~Pengaruh
Jadi, secara alamiah manusia akan stres atau tegang bila keinginannya tidak terjadi, terwujud.
STRES BERBAHAYA BILA DIPENDAM
Stres atau ketegangan akan terus menumpuk, membesar, dalam hitungan hari, minggu, bulan dan tahun – bila tidak dirilis, didaur ulang. Stres atau ketegangan dapat terpendam lama dalam diri kita (tanpa kita sadari), bahkan sejak masa kandungan! Di sisi lain, ada anggapan yang tidak tepat bila menyimpan stres dianggap normal.
Nyatanya, tidak semua badan/fisik manusia mampu menyimpan, menanggung stres dalam waktu lama. Ada fisik/badan orang yang cepat sekali menunjukkan gejala stres pada lapisan emosi dan fisik dan ada yang lambat. Bahkan adakalanya stres yang menumpuk lama akhirnya keluar menunjukkan cetusannya pada tataran emosi dan fisik ketika usia makin tua. Stres ringan yang menumpuk secara intens adalah lebih berbahaya dibanding stres berat yang terjadi hanya sekali. Bagi fisik yang tidak mampu lagi menahannya akan jatuh sakit. Tubuh itu ibarat mesin pasti suatu saat menunjukkan kerusakan akibat lalai-nya kita mengurus diri.
Dua lapisan terluar; lapisan fisik dan energi akan selalu menerima akibat stres/ketegangan yang tercipta pada lapisan mental-emosional (mind). Biasanya, grafik ketegangan pikiran dan rasa yang terjadi dalam hitungan hari, minggu, bulan bahkan tahun dapat berada pada posisi ‘puncak’ terus. Dan jarang sekali kita secara sadar berniat menurunkan (grafik) itu. Boleh dimaklumi, memang tidak semua orang mengetahui adanya metode untuk merilis, melepaskan, mendaur ulang stres. Demikianlah keadaan kita saat ini. Kita tidak memiliki pemahaman yang tepat tentang apa itu stres, kenapa bisa terjadi dan bagaimana cara mengatasinya. Ketidaktahuan seperti ini lah yang menjadikan hidup kita bagai neraka!
“Untuk selalu kita ingat, kita tidak bisa menafikan stres, tidak bisa membuatnya menjadi nol. Dan, tidak perlu. Sekali lagi, kelima lapisan kesadaran ini dimiliki oleh semua orang tanpa kecuali. Bahkan kita butuh stres, butuh ketegangan untuk membuat kita berkarya.”
~ Anand Krishna, Ph.D
PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP KUALITAS MIND
Ada baiknya kita sejenak merenung, untuk menelusuri peran, pengaruh keluarga dan lingkungan terhadap pembentukan karakter kita. Di bawah ini kita akan kutip penjelasan Anand Krishna, Ph.D, dari bukunya yang berjudul: Ananda’s Neo Self Empowerment, Seni Memberdaya Diri bagi Orang Modern, Meditasi Mengubah Stres Menjadi Semgnat, Ananda’s Neo Stress Management & Healing dengan energy Semesta Neo Zen Reiki Divya Aushadh, Jakarta, 2016 – Edisi revisi dari buku Seni Meberdaya Diri:
“Sejak kecil, kita sudah terlanjur dididik untuk mengembangkan pikiran (mind) saja, untuk mengembangkan lapisan kesadaran ketiga saja. Bahkan seluruh sistem pendidikan kita mengacu pada pengembangan pikiran, pada intelektualitas, kesarjanaan, kecendikiaan; peraihan gelar, angka, ranking, dan rating saja – bahkan belum meyentuh soal pengembangan inteligensi, intuisi, kebijaksanaan, kemanusiaan.
“Sementara ini, yang diupayakan berkembang hanyalah insting-insting dasar kita, yang sesungguhnya adalah sama dengan bentuk-bentuk “hewan” lainnya. Urusan sekedar survival, bertahan hidup – makan, minum, tidur, dan reproduksi, seks. Itu saja. Peraihan gelar pun sekadar untuk mendapatkan penghasilan dan kedudukan yang lebih tinggi. Tidak ada urusan lain.
“Orangtua pun mendorong anaknya untuk sekedar menjadi “pintar” – tidak peduli bila nanti sang anak menjadi “pinter-pinteran”. Tidak peduli jika kelak akalnya digunakan untuk “mengakali” orang lain.
“Punya uang, punya kedudukan, sudah dianggap berhasil. Tidak peduli jika uang dan kedudukan itu tidak membahagiakan diri. Kesenangan dan kenyamanan sesaat dianggap kebahagiaan. Padahal segala kenikmatan yang bersifat sesaat itu hanyalah fatamorgana, bayang-bayang yang memberikan kesan realitas atau mirage.”
Dari penjelasan di atas kiranya dapat kita simpulkan bahwa bila hanya fokus pada pembentukan intelektualitas (mind) saja tanpa pernah menyentuh pengembangan intelegensia maka kita akan bertindak tanpa kesadaran, empati dan cinta. Intelektualitas bisa tetap eksis tanpa rasa empati dan cinta – kasih. Inilah akar kesengsaraan dan kekacauan hidup. Kita hanya peduli pada kepentingan diri dan keluarga tanpa empati terhadap kehidupan orang lain.
Kesimpulan lainnya, kecenderungan bersikap, berpikir, riwayat kesehatan kita bahkan merupakan hasil bentukan keluarga, lingkungan dan lembaga pendidikan. Pun cara kita merespon terhadap sesuatu juga merupakan cerminan lingkungan di mana kita berada. Demikian juga, ‘asosiasi pikiran’ terhadap sesuatu adalah potret lingkungan sehingga kita tidak bisa ‘cair’, fleksibel malah cenderung kaku, fanatik, egois, merasa superior, merasa terpisah dari kehidupan orang lain. Demikianlah bila mind terlanjur mengendalikan, maka kita tidak mampu lagi melepaskan diri dari stres dan ketegangan – alih-alih kita tahu cara memberdaya diri mendayagunakan stres dan mind.
KENAPA MENOLAK KEBERADAAN STRES?
Mari kita perhatikan kutipan dari buku yang sama, Anand Krishna, Ph.D, menjelaskan:
“ANEH! Ada kalanya seorang yang sedang mengalami stres BERAT JUSTRU MENGELAK, dikatakan Stres?! Meditasi untuk mengatasi stres? Ah, tidak, aku tidak perlu, tidak butuh. Aku mau mencari meditasi untuk meraih kesadaran tinggi. Aku tidak punya masalah stres.
“Hampir dalam semua kasus, mereka yang merasa dirinya tidak stres itulah yang paling tinggi tingkat stresnya. Kenapa bisa seperti itu? Hampir mereka menilai keberhasilan mereka berdasarkan segala benda, materi, harta, dan kedudukan mereka dalam masyarakat. Mereka bahkan tidak sadar jika sesungguhnya semua yang mereka miliki itu belum membahagiakan mereka.
“TETAP SAJA MEREKA TIDAK MAU MENGAKU, tidak mau meralat diri. Perkara ego lagi!
““Masa iya, aku sudah memiliki segala sesuatu, tetapi aku tidak bahagia? Mana bisa? Aku bahagia, aku bahagia, aku tenang, aku damai.”
“Walaupun “aku bahagia, aku tenang, aku damai” itu dijadikannnya mantra dan diulangi seribu kali setiap hari, ia akan tetap tidak bahagia, tidak tenang, tidak damai. Walau, bisa saja ia berhalusinasi sudah bahagia, damai, dan tenang.
“Tapi, sampai kapan? Halusinasi tidak bisa untuk selamanya. Pada akhirnya setiap orang mesti menghadapi realitas kehidupan. Sayangnya, sering kali saat berhadapan dengan realitas, seseorang sudah terlanjur jatuh sakit, sakit parah, karena keengganannya mengurusi stres saat baru muncul.
“Stres bukanlah momok yang mesti dihindari. Stres adalah sesuatu yang mesti dipahami dan diolah dengan baik. Sebab, sesungguhnya stres adalah ketegangan, dan ada kalanya kita membutuhkan ketegangan. Ketegangan pula yang membuat seseorang menjadi dinamis dan dapat menjadi produktif sekaligus kreatif.”
STRES MESTI DIOLAH
Mari kita ulangi kesimpulan kita sebelumnya, bahwa stres atau ketegangan yang berlebihan, yang tidak terkelola dengan baik, akan menyebabkan depresi, kegelisahan, dan berbagai macam gangguan kesehatan. Kita perlu progam manajemen stres. Kita tidak bisa menafikan, menyangkal stres, tidak bisa menganggapnya tidak ada – bahkan itu tidak perlu. Sesungguhnya, kita butuh stres, butuh ketegangan untuk membuat kita berkarya, membuat hidup lebih baik dan kita hanya perlu manajemen stres saja.
Selanjutnya, Anand Krishna, Ph.D, menjelaskan:
“JIKA STRES TIDAK DIKELOLA DENGAN BAIK, tidak diarahkan untuk sesuatu yang produktif atau kreatif, maka ia akan menggerogoti kesehatan kita, badan kita. Inilah yang kerap terjadi, inilah yang sudah terjadi. Lihat saja jumlah rumah sakit, jumlah klinik dan dokter yang kian hari bertambah! Ini bukanlah tolok ukur kemajuan. Sama sekali tidak. Ini adalah tolok ukur kesehatan masyarakat secara kolektif, yang kian hari menurun.
“Banyak potensi terpendam dalam diri manusia, namun tidak akan bisa diungkapkannya kalau ia tidak sehat, kalau badannya sakit-sakitan, kalau pikirannya kacau, kalau emosinya tidak stabil. Sebelum mampu mengendalikan stres dalam diri, bagaimana mungkin kita dapat memberdayakan diri, apalagi mengembangkan potensi diri?
Diri manusia perlu diberdayakan, dan diberdayakannya oleh kita sendiri, lewat Program Manajemen stres yang telah dinikmati dan dipratikkan lebih dari 2 juta orang.
MANUSIA MODERN
Kemajuan teknologi telah berkontribusi penting dalam pembentukan peradaban manusia modern. Manusia semakin dipermudah hidupnya, dibuat nyaman oleh teknologi. Dampaknya, gerakan atau kegiatan fisik manusia modern makin berkurang drastis, sehingga kelebihan “energi” di satu sisi. Di sisi lain, interaksi dengan gadget (teknologi) berlebihan malah membuat kita lebih cepat merasa letih.
Dampak lainnya, pola hidup manusia mengalami gangguan ketidakseimbangan: bekerja dengan postur fisik yang sering membungkuk (duduk tidak tegak), intensitas tinggi berhubungan dengan layar komputer dan gadget, cara bernapas yang cenderung salah, curhat, nge-gosip, kurang olah raga, makan tidak teratur, makanan tidak sehat, komposisi makanan tidak seimbang, alhasil Mind kita menjadi sangat aktif –liar. Kita menjadi rentan akan stres karena kelebihan energi, dan diperparah lagi karena ketidaktahuan akan adanya cara memanfaatkan stres – alih-alih malah dipendam, disimpan karena dianggap normal.
Fluktuasi stres sering dipertahankan pada puncak grafiknya. Bila sudah begini, tubuh dan mind membutuhkan teknik meditasi; rileksasi sebelum “hang“. Terlalu aktifnya Gugusan Pikiran dan Perasaan (Mind) akan berkecenderungan mencari outlet (negatif) seperti nge-gosip, marah, khawatir, tidur berlebihan, makan lebih banyak, kecanduan bermain gadget, lupa merawat badan serta mind, dan seterusnya.
Selama ini kita berpikir dengan banyak uang, menimbun kekayaan, semua masalah akan mudah diatasi. Bahkan jika badan atau mind mumet, kita berpikir dapat mengandalkan obat penenang. Atau kita bepergian ke tempat wisata… tapi sebenarnya stres itu masih tersimpan rapi di dalam lapisan mental-emosional kita dan suatu ketika siap meledak kapan saja lewat berbagai macam penyakit.
CIRI-CIRI STRES
Berikut ini akan kita rangkum ciri stres pada lapisan mental-emosional, energi dan fisik serta apa yang terjadi dalam tubuh bila stres, kemudian kerusakan apa saja yang bisa disebabkannya. Keterangan ini perlu kita sampaikan agar kita tahu resiko yang akan kita hadapi bila stres tidak diatasi. Terjadinya stres bermakna mind sedang bermasalah, sedang kacau.
Mari kita simak informasi di bawah ini – yang kita kumpulkan dari para peserta yang pernah ikut program ini dan dari berbagai sumber lainnya:
Ciri pada lapisan Mental-Emosional
- ~Gelisah
- ~Cemas
- ~Khawatir
- ~Grogi – Tidak percaya diri
- ~Tidak tenang
- ~Kurang semangat
- ~Emosi tidak stabil
- ~Mudah marah
- ~Perspektif keliru
- ~Pikiran kacau
- ~Rasa waswas yang berlebihan
- ~Mudah merasa takut
- ~Sulit fokus/sulit konsentrasi
- ~Mudah lupa, bermasalah soal ingatan
- ~Sering berpikir negatif terhadap diri sendiri dan orang lain
- ~Mood mudah naik turun
- ~Kecenderungan makan banyak (ngemil) meski tidak merasa lapar
- ~Sulit membuat keputusan
- ~Emosi sering meluap-luap – selalu pada kondisi ekstrim
- ~Kurang memiliki selera humor, sensitif
- ~Depresi
- ~Dan lain sebagainya…
Ciri di atas merupakan gejala awal karena berada pada tataran mental-emosional (gugusan pikiran dan rasa) – pada lapisan inilah stres bermula, lahir dan sayangnya sering kita abaikan karena kita anggap normal.
Ciri pada lapisan energi
- ~Ciri yang sering kita alami pada lapisan ini adalah justru ketika berinteraksi dengan orang yang sedang stres (berat), yakni kita merasa tidak nyaman berdekatan dengannya
- ~Bila berkomunikasi dengannya (lama), kita merasa capek
- ~Suka ngerumpi, nge-gosip
- ~Suka mencari perhatian
- ~Tidak bersemangat
- ~Hubungan dengan sesama kurang harmonis
Ciri pada lapisan fisik
Bila gejala stres sudah berlangsung lama, dipendam lama, maka berikutnya, cetusannya akan tampak pada lapisan fisik, seperti:
- ~Wajah terlihat tidak segar, kaku, kusam…
- ~Otot sekitar pundak terasa tegang
- ~Otot sekitar punggung dan pinggang terasa tegang
- ~Leher terasa kaku
- ~Terasa sesak di dada
- ~Terasa tidak nyaman di perut (sering mual)
- ~Sering mengalami gangguan pencernaan
- ~Tidak merasa segar saat bangun di pagi hari
- ~Kulit terasa gatal-gatal
- ~Denyut jantung berdebar cepat
- ~Telapak tangan sering berkeringat
- ~Sering berkeringat dingin tanpa tahu sebabnya
- ~Sulit tidur
- ~Tidur berlebihan
- ~Siklus napas pendek
- ~Sering mengalami sesak napas
Stres bermakna aktifitas pikiran ramai, riuh dan emosi tidak stabil sehingga berakibat denyut otak bergerak cepat, jika sudah demikian maka detak jantung pun akan lebih cepat lagi, diawali dengan siklus napas yang makin cepat pula. Perbandingan antara siklus NAPAS; (detak) JANTUNG; (denyut) OTAK adalah: 1:3:9. Bayangkan jika kita stres… siklus napas sangat tidak teratur, cepat, denyut otak dan jantung pun akan sangat cepat… maka keadaan ini akan menggelisahkan kita, selanjutnya tubuh akan sakit.
Apa yang terjadi dalam tubuh ketika stres?
~Pelepasan berbagai hormon stres berlebihan akan berakibat rusak dan menurunnya kinerja hormon, enzim, peredaran darah dan lain sebagainya
- ~Menurunnya beberapa fungsi organ tubuh
- ~Pelepasan hormon stres berlebihan berakibat “penghancuran” sel-sel darah putih
- ~Selanjutnya, daya tahan tubuh kita menurun dan berbagai penyakit muncul.
Berikut penyakit dan penyebab kematian
akibat stres berlebihan:
~Penyakit jantung koroner
- ~Paru-paru
- ~Pengerasan pada hati
- ~Stroke
- ~Kecelakaan
- ~Bunuh Diri (depresi)
- ~Kekerasan pada rumahtangga, sekolah dan tempat kerja
Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa:
- ~Stres adalah penyebab dari 70-95% penyakit (Sumber: American Academy of Family Physicians)
- ~Stres dapat menciutkan otak (Sumber: Yale University School of Medicine)
- ~Stres menurunkan efisiensi (Sumber: University of Arizona)
- ~Stres dapat merusak gen (Sumber: Shigeo Haruyama – The Miracle of Endorphin)
(dikutip dari: https://www.pelatihannse.com/services/stress-management/)
PENGENALAN 5 LAPISAN KESADARAN MANUSIA
SEBAGAI KUNCI UNTUK MEMAHAMI,
MENGATASI, DAN MENGOLAH STRES
Metode pengenalan dan pengetahuan akan 5 lapisan kesadaran manusia serta cara mengatasinya adalah ciri khas Program Manajemen Stres, Ananda’s Neo Self Empowerment yang diperkenalkan Yayasan Anand Ashram. Metode ini sangat efektif dan efisien karena berbasis meditasi – penanganannya dilakukan secara utuh dan holistik, terhadap sebab dan akibat stres seperti yang sudah dijelaskan di atas.
Perlu kita sadari bahwa 5 lapisan kesadaran ini adalah bekal kita sejak lahir – semua orang memilikinya. Dan tidak semua manusia berhasil mengembangkan 5 lapisan ini secara optimal. Pengembangan 5 lapisan kesadaran dalam diri manusia adalah pengalaman yang tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan membutuhkan latihan, disiplin – upaya pemberdayaan diri.
Mari kita pahami lebih jauh lagi 5 lapisan kesadaran manusia itu:
- Lapisan Kesadaran Jasmani
Lapisan ini sangat tergantung pada apa saja yang kita makan, kita konsumsi – khususnya serealia, yakni beras, gandum, dan sebagainya. Badan kita dibangun dari apa yang kita ‘makan’.
- Lapisan Kesadaran Psikis/energi
Merupakan Prana, Life Force, atau Aliran Kehidupan dalam diri kita. Ini terkait dengan pernapasan kita, dengan cuaca di luar, dengan musim, dan dengan kadar kelembapan, dan sebagainya.
- Lapisan Mind, atau Gugusan Pikiran dan Perasaan
Dari sudut pandang Yoga dan Mistisisme atau Psikologi Timur, bukan saja pikiran, tetapi emosi/perasaan, harapan, keinginan, kemauan, mimpi, bahkan imajinasi, halusinasi, dan sebagainya adalah bagian dari lapisan ketiga ini.
- Lapisan Intelegensia
Ini adalah fakultas yang umumnya paling minim perkembangannya. Saat ini, kita hampir sepenuhnya masih terkendali oleh mind, atau gugusan pikiran dan perasaan. Adapun Intelegensia bukanlah Intelektualitas atau Kecendikiaan yang dapat diperoleh dari pendidikan. Intelegensia adalah kemanusiaan dalam diri manusia, yang perkembangannya secara utuh sangat tergantung pada terlampauinya gugusan pikiran dan perasaan, mind, atau lapisan ketiga. Bahkan, suatu ketika, dengan meditasi lapisan ketiga atau mind bisa bertransformasi total menjadi Intelegensi.
- Lapisan Kebahagiaan Sejati
Langgeng, dan abadi. Inilah Lapisan Spiritual. Ketika keempat lapisan kesadaran sebelumnya sudah berkembang, maka terjadilah pengembangan lapisan kesadaran kelima ini secara spontan, secara otomatis. Saat itu, barulah seorang manusia menyadari kesejatian dirinya, maksud serta tujuan hidupnya. Saat itulah ia meraih kebahagiaan sejati, langgeng, dan abadi.
Penjelasan di atas akan sangat berguna. Dengan memahami bahwa 5 lapisan kesadaran, merupakan sistem yang kompleks, saling memengaruhi dan tidak bisa dilihat secara sepotong-potong maka pendekan kita pun mesti utuh. Pada intinya, lapisan terluar dipengaruhi oleh lapisan yang di atasnya. Dan seperti yang sudah kita jelaskan bahwa titik masuk semua penyakit atau tempat kelahiran stres adalah lapisan ketiga, dan bila lapisan ini dikelola dengan baik, diberdayakan maka dua lapisan di atasnya: Intelegensia dan Spiritual dengan sendirinya akan ‘terasa’ atau ‘bekerja’ dan juga dua lapisan di bawahnya akan tertangani juga. Jadi kuncinya pemberdayaan mind, dengan sendirinya yang lain akan terurus.
MANAJEMEN STRES:
ANANDAS’S NEO SELF EMPOWERMENT
ADALAH SOLUSI JITU DAN EFEKTIF
Metode dalam Program Manajemen Stres, Ananda’s Neo Self Empowerment memang dirancang khsusus dengan fondasi meditasi dan dapat dilakukan oleh siapa pun – sepanjang bersedia dan badan masih nyaman melakukannya. Prinsipnya, tidak ada sesuatu apa pun dari luar diri yang ditambahkan, atau dimasukkan ke dalam diri. Metode ini bermakna pemberdayaan diri, bahwa ‘kita’ sendiri yang melakukan pengenalan dan pengolahan stres serta mind dan bukan oleh orang lain atau fasilitator program. Tujuan program manajemen stres adalah merilis dan mendaur ulang beban pikiran dan emosi menjadi semangat dan kekuatan hidup.
Tujuan dan Manfaat Manajemen Stres
Tujuan utama program manajemen stres adalah memberi pengertian bahwa kita memiliki 5 lapisan kesadaran, hal ini sangat penting. Manfaat program manajemen stres ini, kita dibuat sadar dan paham dimana stres lahir atau terjadi.
Singkatnya, maksud dan tujuan Program Manajemen Stres adalah untuk menciptakan suasana yang mendukung terjadinya proses kesadaran diri (pengertian), sehingga kita dapat mempraktekkan metode dalam program ini untuk mengatasi stres dan mengolah mind.
Bagaimana Manajemen Stres Bekerja?
Program ini bekerja secara holistik, menyeluruh dan tidak sepotong-potong, setiap lapisan diolah secara bertahap sedemikian rupa dengan melepaskan stres dan ketegangan terlebih dahulu. Program ini tidak memberikan dogma atau doktrin untuk mengatasi stress – bukan dengan cara motivasi tetapi praktek langsung. Tekniknya adalah saintifik dan alami.
Sekarang saatnya kita mengetahui bagaimana cara program manajemen stres mengatasi dan menggolah stres serta mind melalui 5 latihan yang sudah teruji selama bertahun-tahun :
- Pertama, latihan Rileksasi Kilat dan Cara Pernapasan yang Benar
Dua teknik ini adalah cara yang efektif dan mendasar untuk melepaskan ketegangan yang sudah terlanjur terjadi pada lapisan fisik. Setelah melakukan teknik ini kelegaan dan rileksasi tubuh akan langsung terasa. Akibat stres, pastilah siklus pernapasan kita terganggu (lebih cepat) dan kita akan mengatasinya dengan suatu teknik pernapasan untuk menormalkannya. Latihan ini saja bila kita lakukan sudah terasa perbedaannya – setelah stres dirilis. Pada sesi ini juga akan dibahas tentang makanan yang sehat dan tepat, bahwa tubuh yang sehat dibangun oleh makanan yang sehat pula.
Perlu kita ketahui setelah berlatih sekian lama, tubuh dengan sendirinya akan sensisif terhadap berbagai makanan yang cocok dan tepat – tubuh akan memiliki alarm alami menolak makanan yang tidak sehat, tentu jika kita mengindahkannya.
- Kedua, latihan Membudayakan Emosi dan Pembersihan Aura
Latihan ini akan membersihkan lapisan kedua yakni energi kita. Pikiran kacau dan emosi yang bergejolak akibat stres sangat memengaruhi kualitas energi kita. Latihan ini juga sekaligus menangani lapisan emosi –perasaan yang sudah terlanjur tidak stabil, sensitif. Bahkan latihan ini dapat membuat kita makin sensitif akan stres yang terpendam yang selama ini tidak kita sadari.
- Ketiga, latihan Membudayakan Suara dan Terapi untuk Membebaskan Diri dari Rasa Tegang
Latihan ini bekerja lebih dalam lagi untuk mengeluarkan stres, ingatan yang tidak nyaman yang sudah terlanjur terpendam lama atau karena halusnya kita tidak sadari. Latihan ini sangat efektif sekali untuk mencongkel lebih kuat dan dalam stres yang tertanam.
- Keempat, latihan Membudayakan Penglihatan/Visi dan Mengembangkan Kasih serta Intuisi
Latihan ini sangat efektif untuk merobah cara berpikir kita yang sudah terlanjur kaku, dan membuang cara berpikir yang tidak nyaman lagi bagi kita. Latihan ini akan membuat kita makin sensitif akan sesama manusia dan lingkungan – rasa empati akan sesama akan lahir.
- Kelima, latihan Membudayakan Pikiran dan Peningkatan Kesadaran
Pada latihan ini, kita sudah bisa menjadikan “pikiran dan perasaan’ sebagai objek perhatian. Fluktuasi pikiran makin jarang – kesadaran akan hal ini membuktikan bahwa pikiran dan emosi kita sudah berhasil diolah setelah empat latihan sebelumnya dilakukan. Dan latihan ke lima ini dapat mengantar kita lebih peka lagi, kita disadarkan bahwa pikiran bukan lah kita. Tetapi Pikiran yang jernih hanyalah alat (indera) yang dapat diupayakan, dan intelegensia adalah hasilnya. Intelegensia adalah mind yang sudah dijernihkan. Pelan-pelan kebahagian yang ada di dalam diri akan kita rasakan. Pada tahap ini kita tidak menjadikan stres sebagai momok lagi. Pada tahap ini kita tidak merasa diri paling benar, superior dibanding mahkluk lainnya.
Kelima teknik ini sudah diakui para peserta program manfaatnya. Sebaiknya kita tidak cepat merasa puas bila sudah merasakan manfaatnya, karena kita harus tetap waspada terhadap mind yang bisa sewaktu-waktu liar kembali.
Program ini tujuan utamanya bukanlah kesehatan fisik, akan tetapi kesehatan fisik adalah merupakan bonus sebagai hasil pelepasan stres/ketegangan, hasil pendaurulangan stres, hasil dari penjernihan pikiran dan perasaan.
Bila ingin mengatasi stres dan mengolah mind secara mendasar dan holistik, Anda dapat bergabung pada program manajemen stres ini. Program Reguler Manajemen Stres senantiasa diadakan Yayasan Anand Ashram di berbagai kota di Indonesia seperti di Jakarta, Jogjakarta dan Bali. Program ini sendiri diberikan dalam 8 kali pertemuan. Dan Program untuk Komunitas atau perusahaan dapat diadakan dalam beberapa hari (jam).
PENTINGNYA PERAN FASILITATOR PROGRAM
Peran fasilittor yang membawakan program manajemen stress sangat menentukan, karena fasilitator sendiri mesti disiplin melakukannya. Dan mereka bukanlah motivator. Mereka adalah praktisi. Pengalaman fasilitator dalam upayanya mengatasi persoalan kesehatannya, mind-nya setelah sekian lama merupakan pemicu yang sangat penting bagi peserta program ini. Interaksi seperti ini sangat penting.
Sekali lagi, fasilitator akan menekankan bahwa tidak ada sesuatu yang ditambahkan ke dalam diri kita ketika mengatasi stres, yang dilakukan adalah pemberdayaan diri oleh peserta itu sendiri. Kebersamaan dalam setiap latihan, tahap demi tahap akan sangat mendukung terciptanya kondisi kondusif saat mengeluarkan stres/ketegangan dan pengolahan pikiran serta perasaan yang sudah terlanjur kacau dan gelisah.
KESIMPULAN
Program Manajemen Stres atau Stres Management ini bersifat solutif dan teknikal, bukan program motivasi atau sekedar pemberian pengetahuan kognitif semata. Program Manajemen Stres, Ananda’s Neo Self Empowerment adalah metode pemberdayaan diri yang langsung mengatasi masalah hingga ke akarnya secara holistik.
Program Manajemen Stres ini tepat diberikan di sekolah-sekolah bagi siswa didik untuk menjaga kesehatan, membebaskan mereka dari stres, membantu agar lebih fous dalam belajar, meningkatkan kreatifitas dan kecerdasan serta untuk mengantisipasi tawuran. Bagi para guru juga demikian, dapat membantu mengatasi stres, meningkatkan fokus, menjaga kesehatan, dan menjaga kejernihan pikiran. Demikian juga pihak perusaahan dapat memberikan program ini agar tercipta lingkungan kerja yang harmonis serta untuk peningkatan produktifitas.
Bila program ini diikuti secara tuntas dan disiplin maka akan memberikan manfaat luar biasa bagi setiap peserta.
Peserta juga akan sangat terbantu dengan adanya sesi tanya-jawab dengan fasilitator atau sesama peserta. Sehingga pengalaman fasilitator selama bertahun-tahun ketika mulai mengatasi stres-nya, ketidak-sensitifan terhadap tubuh hingga pergulatannya melepaskan diri dari kungkungan pikiran dan perasaan akan menjadi pengalaman yang luar biasa.
Para peserta juga akan diberikan tips ringan cara mengatasi stres bila sedang berada di luar rumah, atau ketika sedang mengalami stres dalam berbagai kondisi.
Bila kita menjalani program ini secara tuntas dan disiplin maka akan menjadi modal yang luar biasa bagi kita untuk menjadikan stres dan Mind sebagai alat untuk berkarya lebih produktif dan kreatif. Sehingga dalam menjalani kehidupan ini kita dapat mencicipi kebahagian sejati yang ada di dalam diri.
Program ini akan sangat membantu kita menjalani hidup menjadi lebih baik sehingga kesehatan, kesuksesan dan kebahagiaan bisa kita raih secara bersamaan. Dan jika kita sudah mengalaminya, maka: be joyful and share your joy with others.
(DEP)
SILAHKAN BERGABUNG PADA PROGRAM REGULER KAMI:
KAMI SIAP MEMFASILITASI PERUSAHAAN ANDA MELALUI PROGRAM MANAJEMEN STRES- ANANDA’S NEO SELF EMPOWERMENT:
https://www.pelatihannse.com/services/stress-management/
Silahkan nikmati musik ini sembari membaca artikel kami: